Thursday, October 18, 2012

5 Macam Puisi Baru dan Contohnya

Macam-Macam Puisi Baru dan Contohnya

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru:

  • Bentuknya rapi, simetris;
  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
  • Sebagian besar puisi empat seuntai;
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
( Sumber )

1. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:


     Generasi Sekarang
     Di atas puncak gunung fantasi
     Berdiri aku, dan dari sana
     Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
     Generasi sekarang di panjang masa
     Menciptakan kemegahan baru
     Pantun keindahan IndonesiaYang jadi kenang-kenangan
     Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

2. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

Contoh:


     Hari ini tak ada tempat berdiri
     Sikap lamban berarti mati
     Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
     Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

3. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:


     Senja di Pelabuhan Kecil
     Ini kali tidak ada yang mencari cinta
     di antara gudang, rumah tua, pada cerita
     tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
     menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
     Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
     menyinggung muram, desir hari lari berenang
     menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
     dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
     Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
     menyisir semenanjung, masih pengap harap
     sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
     dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

4. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)

Contoh:

     Aku bertanya
     tetapi pertanyaan-pertanyaanku
     membentur jidat penyair-penyair salon,
     yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
     sementara ketidakadilan terjadi
     di sampingnya,
     dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
     termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)

5. Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:

     Gembala
     Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
     Melihat anak berelagu dendang ( b )
     Seorang saja di tengah padang ( b )
     Tiada berbaju buka kepala ( a )
     Beginilah nasib anak gembala ( a )
     Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
     Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
     Pulang ke rumah di senja kala ( a )
     Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
     Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
     Melagukan alam nan molek permai ( a )
     Wahai gembala di segara hijau ( c )
     Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
     Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

Terima Kasih Sudah Berkunjung dan Membaca Artikel Blog Saya, Jika Ingin Ada Yang Di Tanyakan Bisa Komentar...

No comments:

Post a Comment