Sunday, October 28, 2012

Cara Membuat Android dan Rumah Menggunakan NetBeans.IDE

Tanpa Banyak Basa-Basi Langsung Aja Nih Scriptnya Tinggal Copas ! ( Copy/Paste Hanya Untuk Orang Pemalasan Saja? )...



/* * To change this template, choose Tools | Templates * and open the template in the editor. */package pertemuan10;
import java.awt.Canvas;import java.awt.Color;import java.awt.Frame;import java.awt.Graphics;
/** * * @author RullyMNH */public class StudiKasus extends Canvas {
public void paint(Graphics g) { g.setColor(Color.GRAY); g.fillRect(0, 0, 600, 600);
g.setColor(new Color(0, 225, 225));
g.fillOval(200, 30, 40, 20); g.fillOval(230, 50, 65, 30); g.fillOval(300, 60, 80, 40); g.fillOval(260, 50, 95, 60);
g.setColor(new Color(200, 250, 0)); g.drawArc(80, 320, 70, 50, -180, -180); g.drawLine(80, 345, 149, 345); g.drawOval(103, 330, 7, 7); g.drawOval(123, 330, 7, 7); g.drawRect(80, 350, 70, 60); g.drawRoundRect(65, 350, 10, 60, 10, 10); g.drawRoundRect(155, 350, 10, 60, 10, 10); g.drawRoundRect(97, 410, 10, 30, 10, 10); g.drawRoundRect(127, 410, 10, 30, 10, 10);
g.setColor(Color.yellow); g.fillOval(100, 40, 60, 60); g.drawLine(80, 40, 90, 50); g.drawLine(130, 20, 130, 30); g.drawLine(170, 40, 160, 50); g.drawLine(80, 100, 100, 90); g.drawLine(130, 130, 130, 110); g.drawLine(180, 100, 160, 90);
g.setColor(Color.black); g.drawLine(350, 250, 300, 350); g.drawLine(350, 250, 400, 350);
g.setColor(Color.green); g.drawLine(300, 350, 400, 350); g.drawLine(300, 350, 300, 450); g.drawLine(300, 450, 400, 450); g.drawLine(400, 350, 400, 450);
g.setColor(Color.pink); g.drawLine(360, 360, 360, 400); g.drawLine(360, 360, 390, 360); g.drawLine(390, 400, 360, 400); g.drawLine(390, 360, 390, 400);
g.setColor(Color.pink); g.drawLine(375, 360, 375, 400); g.drawLine(360, 380, 390, 380);
g.setColor(Color.black); g.drawLine(320, 400, 350, 400); g.drawLine(320, 400, 320, 450); g.drawLine(350, 400, 350, 450);
g.setColor(new Color(0, 225, 225)); g.fillOval(200, 40, 60, 20); g.fillOval(230, 20, 65, 30); }
public static void main(String[] args) { Frame f = new Frame("Gambar Rumah"); StudiKasus sk = new StudiKasus(); f.add(sk); f.setSize(600, 600); f.setVisible(true); }}

Bukti Dari Script Di Atas 

Thursday, October 18, 2012

Macam-Macam Puisi dan Contohnya


Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.( Sumber )



Puisi Dibagi Menjadi 3 Bagian Yaitu Puisi Lama, Puisi Baru Dan Puisi Konteporer.

Dan Ini Contoh2nya :

  1. Puisi Lama
  2. Puisi Baru
  3. Puisi Kontemporer
Di Situ Terdiri Atas Pengertian Setiap Jenis Puisi, Terima Kasih Sudah Berkunjung dan Membaca Artikel Blog Saya. Sukses Selalu!

3 Macam Puisi Kontemporer dan Contohnya


Macam-Macam Puisi Kontemporer dan Contohnya
Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi. ( Sumber )

Puisi Konteporer Dibagi 3 Bagian Yaitu :

1. Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:
Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu
Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.

Contoh:


     Shang Hai
     
     ping di atas pong
     pong di atas ping
     ping ping bilang pong
     pong pong bilang ping
     mau pong? bilang ping
     mau mau bilang pong
     mau ping? bilang pong
     mau mau bilang ping
     ya pong ya ping
     ya ping ya pong
     tak ya pong tak ya ping
     ya tak ping ya tak pong
     sembilu jarak
     Mu merancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)

2. Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling adalah:

Mengutamakan unsur kelakar; 
pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).

Contoh:

     Sajak Sikat Gigi
     Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
     Di dalam tidur ia bermimpi
     Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
     Ketika ia bangun pagi hari
     Sikat giginya tinggal sepotong
     Sepotong yang hilang itu agaknya
     Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
     Dan ia berpendapat bahwa, 
     kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)

3. Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.

Contoh:

     Doktorandus Tikus I
     selusin toga
     me
     nga
     nga
     seratus tikus berkampus
     diatasnya
     dosen dijerat
     profesor diracun
     kucing
     kawin
     dan bunting
     dengan predikat
     sangat memuaskan
(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)

Terima Kasih Sudah Berkunjung dan Membaca Artikel Blog Saya, Jika Ingin Ada Yang Di Tanyakan Bisa Komentar...

5 Macam Puisi Baru dan Contohnya

Macam-Macam Puisi Baru dan Contohnya

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru:

  • Bentuknya rapi, simetris;
  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
  • Sebagian besar puisi empat seuntai;
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
( Sumber )

1. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:


     Generasi Sekarang
     Di atas puncak gunung fantasi
     Berdiri aku, dan dari sana
     Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
     Generasi sekarang di panjang masa
     Menciptakan kemegahan baru
     Pantun keindahan IndonesiaYang jadi kenang-kenangan
     Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

2. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

Contoh:


     Hari ini tak ada tempat berdiri
     Sikap lamban berarti mati
     Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
     Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

3. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:


     Senja di Pelabuhan Kecil
     Ini kali tidak ada yang mencari cinta
     di antara gudang, rumah tua, pada cerita
     tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
     menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
     Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
     menyinggung muram, desir hari lari berenang
     menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
     dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
     Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
     menyisir semenanjung, masih pengap harap
     sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
     dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

4. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)

Contoh:

     Aku bertanya
     tetapi pertanyaan-pertanyaanku
     membentur jidat penyair-penyair salon,
     yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
     sementara ketidakadilan terjadi
     di sampingnya,
     dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
     termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)

5. Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:

     Gembala
     Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
     Melihat anak berelagu dendang ( b )
     Seorang saja di tengah padang ( b )
     Tiada berbaju buka kepala ( a )
     Beginilah nasib anak gembala ( a )
     Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
     Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
     Pulang ke rumah di senja kala ( a )
     Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
     Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
     Melagukan alam nan molek permai ( a )
     Wahai gembala di segara hijau ( c )
     Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
     Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

Terima Kasih Sudah Berkunjung dan Membaca Artikel Blog Saya, Jika Ingin Ada Yang Di Tanyakan Bisa Komentar...

7 Macam Puisi Lama dan Contohnya

Macam-Macam Puisi Lama dan Contohnya

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
  • Jumlah kata dalam 1 baris
  • Jumlah baris dalam 1 bait
  • Persajakan (rima)
  • Banyak suku kata tiap baris
  • Irama

Ciri puisi lama:

  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Kan Di Dalam Puisi Itu Di Bagi Menjadi 3 Bagian Yaitu Puisi Lama, Baru dan Konteporer, Nah Di Dalam Puisi Lama Ini Ada 7 Macam Puisi Lama Yaitu :


1. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Contoh:


     Assalammu’alaikum putri satulung besar
     Yang beralun berilir simayang
     Mari kecil, kemari
     Aku menyanggul rambutmu
     Aku membawa sadap gading
     Akan membasuh mukamu

2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

Contoh:


     Kalau ada jarum patah
     Jangan dimasukkan ke dalam peti
     Kalau ada kataku yang salah
     Jangan dimasukkan ke dalam hati

3. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

Contoh:



     Dahulu parang sekarang besi (a)
     Dahulu sayang sekarang benci (a)


4. Seloka adalah pantun berkait.

Contoh:


     Lurus jalan ke Payakumbuh,
     Kayu jati bertimbal jalan
     Di mana hati tak kan rusuh,
     Ibu mati bapak berjalan


5. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.

Contoh:

Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
6. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.

Contoh:


     Pada zaman dahulu kala (a)
     Tersebutlah sebuah cerita (a)
     Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
     Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)


7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

Contoh:


     Kalau anak pergi ke pekan
     Yu beli belanak pun beli sampiran
     Ikan panjang beli dahulu
     Kalau anak pergi berjalan
     Ibu cari sanak pun cari isi
     Induk semang cari dahulu

Terima Kasih Sudah Berkunjung dan Membaca Artikel Blog Saya, Jika Ingin Ada Yang Di Tanyakan Bisa Komentar...

Saturday, October 13, 2012

Trainer Need For Speed Underground 2 For PC


Trainer Need For Speed Underground 2 ini mungkin bisa menggantikan cheat Need For Speed Underground 2 yang tidak selalu berjalan mulus di semua versi game Need For Speed Underground 2.

Untuk menggunakannya, jalankan terlebih dahulu NFSU2 +10 Trainer, baru jalankan game Need For Speed Underground 2.

Gambar disamping adalah screenshot NFSU2 +10 Trainer.
Tekan fungsi tombol keyboard untuk mengaktifkan cheat ketika didalam game.

Fungsi keyboard untuk NFSU 2 + 10 Trainer
  • [Insert] = N2O (NOS) tak terbatas
  • [Delete] = Isi N2O (NOS) penuh
  • [End] = Lompat
  • [Page Up] = Maju satu blok
  • [Page Down] = Rem Super
  • [Y] = Meningkatkan kecepatan 2x lipat
  • [U] = Anti "Blown Engine"
  • [I] = Kecepatan instan (geser scroll untuk mengatur kecepatan)
  • [O] = Uang maksimal
  • [L] = Kamera
  • [Shift] + [angka] = Menandai tempat untuk teleport
  • [Ctrl] + [angka] = Teleport ke tempat yang telah ditandai sesuai angka
Contoh penggunaan teleport
Ketika berada di tempat A tekan [Shift] + [1] untuk menandai posisi. Maka dimanapun posisi mobil sekaran, ketika menekan [Ctrl] + [1] mobil akan kembali ke tempat A. Begitu juga berlaku untuk angka-angka yang lain (0 - 9)

Cara membuat money 99999999 Permanent
Ketika anda bermain aktifkan money dengan menekan Huruf O, kemudian save Underground anda
kemudian exit dari game Underground anda kemudian copot cheat nya dan buka Underground anda, maka money anda akan menjadi 99999999 Permanent


Kode Cheat Need For Speed Undergorund 2


Tidak sulit untuk bermain curang di game Need For Speed Underground 2 seperti mendapat uang secara instan atau yang lainnya. 
(sumber)
Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan kode curang, atau cheat code. Atau kalau kita sering dengar anak-anak di rental PlayStation menyebutnya cit atau password. hha, ada2 saja..

Cara memasukkan kode cheat Need For Speed Undergorund 2 adalah pada saat sebelum anda diminta memilih profil. Yaitu saat ada perintah untuk menekan enter.

Tepatnya adalah pada saat muncul tampilan seperti gambar diatas.

Langsung saja sobat blogger ketikkan kode-kode cheat dibawah ini. Jika benar maka kan terdengar bunyi beep yang menandakan kode cheat yang anda ketikkan telah aktif.




PERHATIAN!
Cheat ini sering tidak berfungsi. Sebagai alternatif, dapat menggunakan



HasilKode Curang
$20,000 in career moderegmebaby
$1,000 in career mode, RX-8 and Skyline in quick race modeordermebaby
$200 in career moderegmybank
Level 1 performance upgradesneedperformance1
Level 1 visual upgradesgimmevisual1
Level 2 performance upgradesneedperformance2
Level 2 visual upgradesgimmevisual2
Best Buy vinylneedmybestbuy
Burger King vinylgottahavebk
Cingular vinylgotmycingular
Edge vinylgottaedge
Old Spice vinylgoforoldspice
The Doors sponsoropendoors
Snoop Dogg sponsoryodogg
Capone sponsorwannacapone
ShinestStreet sponsorshinestreetbright
Chingy sponsorgimmechingy
D3 sponsorwintmyd3
David Choe sponsordavidchoeart
Japantuning sponsortunejapantuning
NOS (N2O) tak terbatas, Uang tak terbatas, TeleportClick Here

Catatan: vinyls dapat digunakan dalam modus karir


PERHATIAN!
Cheat ini sering tidak berfungsi. Sebagai alternatif, dapat menggunakan

Wednesday, October 10, 2012

Cheat GTA San Andreas PS2

Cheat Game GTA San Andreas PS2
Kiamat
L2, kanan, L1, segitiga, kanan, kanan, R1, L1, kanan, L1, L1, L1


Manusia 1/2 dewa

bawah, X, kanan, kiri, kanan, R1, kanan, bawah, atas, segitiga


Uang, darah, tameng

R1, R2, L1, X, kiri, bawah, kanan, atas, kiri, bawah, kanan, atas


Lompat tinggi

atas, atas, segitiga, segitiga, atas, atas, kiri, kanan, kotak, R2, R2


Pukulan maut

atas, kiri, X, segitiga, R1, bulat, bulat, bulat, L2


Bernafas dalam air

bawah, kiri, L1, bawah, bawah, R2, bawah, L2, bawah


Senjata 1

R1, R2, L1, R2, kiri, bawah, kanan, atas, kiri, bawah, kanan, atas


Senjata 2

R1, R2, L1, R2, kiri, bawah, kanan, atas, kiri, bawah, bawah, kiri


Senjata 3

R1, R2, L1, R2, kiri, bawah, kanan, atas, kiri , bawah, bawah, bawah


Dua senjata

bawah, kotak, X, kiri, R1, R2, kiri, bawah, bawah, L1, L1, L1


Peluru tak terbatas

L1, R1, kotak, R1, kiri, R2, R1, kiri, kotak, bawah, L1, L1


Rekrut

bawah, kotak, atas, R2, R2, atas, kanan, kanan, atas


Bunuh diri

kanan, L2, bawah, R1, kiri, kiri, R1, L1, L2, L1


Kurus

segitiga, atas ,atas, kiri, kanan, kotak, bulat, kanan


Gendut

segitiga, atas ,atas, kiri, kanan, kotak, bulat, bawah


Kekar

segitiga, atas, atas, kiri, kanan, kotak, bulat, kiri


Dikelilingi pelacur

kotak, kanan, kotak, kotak, L2, X, segitiga, X, segitiga


Suasana pantai

atas, atas, bawah, bawah, kotak, bulat, L1, R1, segitiga, bawah


Badut

segitiga, segitiga, L1, kotak, kotak, bulat, kotak, bawah, bulat


Elvis

L1, bulat, segitiga, L1, L1, kotak, L2, atas, bawah, kiri


Yakuza

X, X, bawah, R2, L2, bulat, R1, bulat, kotak


Nascar 1

bawah, R1, bulat, L2, L2, X, R1, L1, kiri, kiri


Nascar 2

R1, bulat, R2, kanan, L1, L2, X, X, kotak, R1


Nascar 3

R2, L1, bulat, kanan, L1, R1, kanan, atas, bulat, R2


Mobil golf

bulat, L1, atas, R1, L2, X, R1, L1, bulat, X


Buldoser

R2, L1, L1, kanan, kanan, atas, atas, X, L1, kiri


Mobil sherif

atas, kanan, kanan, L1, kanan, atas, kotak, L2


Mobil orang kaya

R2, atas, L2, kiri, kiri, R1, L1, bulat, kanan


Tanker

R1, atas, kiri, kanan, R2, atas, kanan, kotak, kanan, L2, L1, L1


Mobil romero

bawah, R2, bawah, R1, L2, kiri, R1, L1, kiri, kanan


Truk sampah

bulat, R1, bulat, R1, kiri, kiri, R1, L1, bulat, kanan


Motor roda empat

kiri, kiri, bawah, bawah, atas, atas, kotak, bulat, segitiga, R1, R2


Boat amphibi

segitiga, segitiga, kotak, bulat, X, L1, L2, bawah, bawah


Mobil monster

kanan, atas, R1, R1, R1, bawah, segitiga, segitiga, X, bulat, L1, L1


Tank

bulat, bulat, L1, bulat, bulat, bulat, L1, L2, R1, segitiga, bulat, segitiga


Helikopter tempur

bulat, X, L1, bulat, bulat, L1, bulat, R1, R2, L2, L1, L1


Pesawat jet

segitiga, segitiga, kotak, bulat, X, L1, L1, bawah, atas


Pesawat stunt

bulat, atas, L1, L2, bawah, R1, L1, L1, kiri, kiri, X, segitiga


Parasut

kiri, kanan, L1, L2, R1, R2, R2, atas, bawah, kanan, L1


Jetpack

kiri, kanan, L1, L2, R1, R2, atas, bawah, kiri, kanan


Semua mobil berwarna hitam

bulat, L2, atas, R1, kiri, X, R1, L1, kiri, bulat


Semua mobil berwarna pink

bulat, L1, bawah, L2, kiri, X, R1, L1, kanan, bulat


Semua mobil jadi jelek

L2, kanan, L1, atas, X, L1, L2, R2, R1, L1, L1, L1


Semua mobil jadi mewah

kanan, R1, atas, L2, L2, kiri, R1, L1, R1, R1


Semua mobil desa

L1, L1, R1, R1, L2, L1, R2, bawah, kiri, atas


Semua mobil transparan

segitiga, L1, segitiga, R2, kotak, L1, L1


Semua kendaraan hancur

R2, L2, R1, L1, L2, R2, kotak, segitiga, bulat, segitiga, L2, L1


Nos

kiri, segitiga, R1, L1, atas, kotak, segitiga, bawah, bulat, L2, L1, L1


Mobil kebal

L1, L2, L2, atas, bawah, bawah, atas, R1, R2, R2


Mobil melambung

kotak, R2, bawah, bawah, kiri, bawah, kiri, kiri, L2, X


Mobil terbang

kotak, bawah, L2, atas, L1, bulat, atas, x, kiri


Mobil berjalan di atas air

kanan, R2, bulat, R1, L2, kotak, R1, R2


Boat terbang

R2, bulat, atas, L1, kanan, R1, kanan, atas, kotak, segitiga


Sepeda lompat tinggi

segitiga, kotak, bulat, bulat, kotak, bulat, bulat, L1, L2, L2, R1, R2


Bintang enam

bulat, kanan, bulat, kanan, kiri, kotak, X bawah


Mengurangi wanted level
R1, R1, bulat, R2, atas, bawah, atas, bawah, atas, bawah


Menaikkan wanted level
R1, R1, bulat, R2, kanan, kiri, kanan, kiri, kanan, kiri


Kunci polisi

bulat, kanan, bulat, kanan, kiri, kotak, segitiga, atas


Pengemudi agresif
kanan, R2, atas, atas, R2, bulat, kotak, R2, L1, kanan, bawah, L1


Trafik agresif
R2, bulat, R1, L2, kiri R1, L1, R2, L2


Rambu lalu lintas hijau

kanan, R1, atas, L2, L2, kiri, R1, L1, R1, R1


Waktu berjalan cepat
bulat, bulat, L1, kotak, L1, kotak, kotak, kotak, L1, segitiga, bulat, segitiga


Gerakan cepat
segitiga, atas, kanan, bawah, L2, L1, kotak


Gerakan lambat
segitiga, atas, kanan, bawah, kotak, R2, R1


Membidik sambil mengemudi
atas, atas, kotak, L2, kanan, x, R1, bawah, R2, bulat

Skill mengemudi maksimum
kotak, L2, X, R1, L2, L2, kiri, R1, kanan, L1, L1, L1


Respek maksimum
L1, R1, segitiga, bawah, R2, X, L1, atas, L2, L2, L1, L1


Pagi
R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, kotak


Malam
R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, segitiga


Selalu tengah malam
kotak, L1, R1, kanan, X, atas, L1, kiri, kiri


Geng berkuasa
L2, atas, R1, R1, kiri, R1, R1, R2, kanan, bawah


Nyepi
X, bawah, atas, R2, bawah, segitiga, L1, segitiga, kiri


Penduduk menyerang
bawah, atas, atas, atas, X, R2, R1, L2, L2


Penduduk bersenjata
R2, R1, X, segitiga, X, segitiga, atas, bawah


Badai pasir
atas, bawah, L1, L1, L2, L2, L1, L2, R1, R2


Kabut

R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, X


Cuaca cerah
R2, x, L1, L1, L2, L2, L2, kotak


Hujan badai
R2, X, L1, L1, L2, L2, L2, bulat

Tuesday, October 9, 2012

Macam-Macam Pantun dan Contohnya

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa(baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. ( Sumber Wikipedia )

Dan Pantun Itu Terdiri Atas 8 Macam Pantun Yang Saya Tau, Sebagai Berikut :

Ya Hanya Segini Saja Yang Bisa Saya Sampaikan Tentang Macam-macam Pantun, Jika Dari Daftar Pantun Di Adas Ada Yang Kurang Daftarnya Anda Bisa Memberi Tahu Saya Di Kotak Komentar Dan Saya Akan Menambahnya Kedalam Daftar Di Atas ...

5 Contoh Pantun Anak-Anak


1.  Pergi ke Aceh membawa gitar
    Singgah ke Medan membeli ulos
    Jika ingin jadi anak pintar
    Rajin belajar jangan suka bolos


2.  Ada sisir monyet berkaca
    Ada kuda mirip keledai
    Rajin menulis rajin membaca
    Itu pertanda anak yang pandai


3.  Tanam padi di tengah sawah
    Sawah subur selalu basah
    Pagi hari pergi sekolah
    Sore hari ke madrasah


4.  Saya ingin makan tomat
    tomat dimakan kaya manfaat
    Saya ingin mencari sahabat
    agar hidup punya manfaat


5.  Pergi kekali seorang diri
    Bersihkan diri sambil berenang
    Jika kamu mampu mandiri
    Mama pasti merasa senang
Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D...

5 Contoh Pantun Dagang


1.  Tudung saji hanyut terapung
    hanyut terapung di air sungai
    Niat hati hendak pulang kampung
    apa daya tangan tak sampai


2.  Dari malakake negri pahang
    sindah di kendal beli kuini
    Saya ini dagang menumpang
    mengharap belas oranng disini


3.  Pukul gendang kulit biawak
    Sedikit tidak berdentum lagi
    Hendak kemana untung ku bawa
    Sedikitpun tidak beruntung lagi


4.  Gedang-gedang kay di rimba
    Sikeduduk degung berdegung
    Kadang-kadang hatiku iba
    setiap saat duduk termenung


5.  Berlari-lari ke kayu sepat
    disana tempat sarang belalang
    berlari-lari mencari obat
    obat dapat nyawa tlah hilang

Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D...

5 Contoh Pantung Adat


1.  Menanam kelapa di pulau Bukum
    Tinggi Sedepa sudah berbuah
    Adat bermula dengan hukum
    Hukum bersandar di Kitabullah


2.  Ikan berenang didalam lubuk
    Ikan belida dadanya panjang
    Adat pinang pulang ke tampuk
    Adat sirih pulang ke gagang


3.  Lebat daun bunga tanjung
    Berbau harum bunga cempaka
    Adat dijaga pusaka dijunjung
    Baru terpelihara adat pusaka


4.  Bukan lebah sembarang lebah
    Lebah bersarang dibuku buluh
    Bukan sembah sembarang sembah
    Sembah bersarang jari sepuluh


5.  Pohon nangka berbuah lebat
    Bilalah masak harum juga
    Berumpun pusaka berupa adat
    Daerah berluhak alam beraja

Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D...

5 Contoh Pantun Agama


1.  Banyak bulan perkara bulan
    Tidak semulia bulan puasa
    Banyak tuhan perkara tuhan
    Tidak semulia Tuhan Yang Esa


2.  Daun terap diatas dulang
    Anak udang mati dituba
    Dalam kitab ada terlarang
    Yang haram jangan dicoba


3.  Bunga kenanga diatas kubur
    Pucuk sari pandan Jawa
    Apa guna sombong dan takabur
    Rusak hati badan binasa


4.  Asam kandis asam gelugur
    Ketiga asam si riang-riang
    Menangis mayat dipintu kubur
    Teringat badan tidak sembahyang


5.  Boleh di perah ambil patihnya
    Dalam kancah tarulah bantal
    Boleh berserah kehendak hati-Nya
    Kepada Tuhan tempat tawagal

Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D...

5 Contoh Pantun Teka-Teki


1.  Kalau tuan bawa keladi
    Bawakan juga si pucuk rebung
    Kalau tuan bijak bestari
    Binatang apa tanduk dihidung ?


2.  Beras ladang sulung tahun
    Malam malam memasak nasi
    Dalam batang ada daun
    Dalam daun ada isi


3.  Terendak bentan lalu dibeli
    Untuk pakaian saya turun kesawah
    Kalaulah tuan bijak bestari
    Apa binatang kepala dibawah ?


4.  Kalau tuan muda teruna
    Pakai seluar dengan gayanya
    Kalau tuan bijak laksana
    Biji diluar apa buahnya


5.  Tugal padi jangan bertangguh
    Kunyit kebun siapa galinya
    Kalau tuan cerdik sungguh
    Langit tergantung mana talinya ?
( Sumber Wikipedia )

Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D...

5 Contoh Pantun Jenaka


1.  Kupu-kupu terbang melintang
    Hinggap menghisap bunga layu
    Mati di rumah menaruh bintang
    Melihat ikan memajat kayu


2.  Dimana kuang hendak bertelur
    Diatas lata dirongga batu
    Dimana tuan hendak tidur
    Diatas dada dirongga susu


3.  Elok berjalan kota tua
    Kiri kanan berbatang sepat
    Elok berbini orang tua
    Perut kenyang ajaran dapat


4.  Sakit kaki ditikam jeruju
    Jeruju ada didalam paya
    Sakit hati memandang susu
    Susu ada dalam kebaya


5.  Naik kebukit membeli lada
    Lada sebiji dibelah tujuh
    Apanya sakit berbini janda
    Anak tiri boleh disuruh

Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D...

5 Contoh Pantun Muda


1.  Walaupun enak makan dengan bakwan
    Lebih enak makan dengan tahu
    Walaupun enak jalan dengan teman
    Lebih enak jalan dengan kamu


2.  Manis manis sekepal gula
    Lebih manis sesendok madu
    Manis manis senyum si janda
    Lebih manis senyum bibirmu


3.  Dari Natal pergi ke Tiku
    Di Airbangis singgah dahulu
    Kalau adik ragu hatiku
    Boleh abang cari yang baru


4.  Ayam boleh, ikan pun boleh
    Yang penting ada nasinya
    Hitam boleh, Putih pun boleh
    Yang penting baik hatinya


5.  Hari ini tidak punya henpon
    Kampungan tampaknya
    Kalau sehari tidak ditelepon
    Kelimpungan rasanya

Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D...

5 Contoh Pantun Nasihat


1.  Banyak sayur dijual di pasar
    Banyak juga menjual ikan
    Kalau kamu sudah lapar
    cepat cepatlah pergi makan


2.  Kalau harimau sedang mengaum
    Bunyinya sangat berirama
    Kalau ada ulangan umum
    Marilah kita belajar bersama


3.  Hati-hati menyeberang
    Jangan sampai titian patah
    Hati-hati di rantau orang
    Jangan sampai berbuat salah


4.  Manis jangan lekas ditelan
    Pahit jangan lekas dimuntahkan
    Mati semut karena manisan
    Manis itu bahaya makanan.


5.  Buah berangan dari Jawa
    Kain terjemur disampaian
    Jangan diri dapat kecewa
    Lihat contoh kiri dan kanan


Semoga Pantun-pantun ini membantu anda untuk mengerjakan tugas anda :D....

Monday, October 8, 2012

5 Contoh Carpon Bahasa Sunda


Carita pondok atawa mindeng disingkat minangka carpon nyaéta hiji wangun prosa naratif fiktif. Carita pondok condong munel sarta langsung dina tujuanana dibandingkeun karya-karya fiksi anu leuwih panjang, kawas novella (dina pengertian modern) sarta novel. Alatan singgetna, carita-carita pondok hasil ngandelkeun téknik-téknik sastra kawasinohong, plot, téma, basa sarta insight sacara leuwih lega dibandingkeun jeung fiksi anu leuwih panjang. Caritana bisa mangrupa sagala rupa jenis. ( Sumber Wikipedia Sunda)

Nah Ieu Contoh2 Ti Carpon Atawa Carita Pondok Teh :

Nya Ngan Sakitu Bae Carpon Anu Ku Abdi Pasihan, Hampura Bilih Aya Anu Salah Tina Carpon Atawa Tina Kosa Katana, Hatur Nuhun Tos Maca Artikel Abdi Sing Manfaat, Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Sampurasun ! ....
Hurip Sunda ! ....


Tags. kumpulan carpon sunda, contoh carpon basa sunda, kumulan carpon sunda, kumpulan carpon basa sunda, contoh cerpen, carita pondok, carpon sunda mangle, carita pondok basaha sunda.

Carpon Onyet


Contoh Carpon Bahasa / Basa Sunda Anu Judulna Onyet.
Carpon : ONYET

Rumasa rada tambélar. Rumasa indit poék datang poék. Kitu téh pedah hayang gawé suhud. Kang Sabri ngahuleng, diuk dina korsi di hareupeun imah, bari ngararasakeun hawa tiis isuk-isuk.
Jol pamajikanana, diuk gigireunana.
“Kang, tong diemutan teuing atuh, namina gé budak, can gaduh wiwaha”.
Kang Sabri ukur ngarérét ka pamajikanana, terus neuteup ka jauhna. Jung nangtung, babatek awak.Kang Sabri nitah pamajikanana nyokot sapatu olah raga.


Kang Sabri ngajigjirg, olah raga lulumputan di jalan komplék imahna. Bari lumpat lalaunan pikiranana uleng. Enya da lain teu ngarti ka budak, bener budak mah can boga wiwaha, komo ieu kakara umur tilu taun jalan ka opat taun, balita kasebutna gé.
Kabisana kakara diajar ngomong capétang, lulumpatan di imah, ruwal rawél kana naon baé nu bisa dirawél. Ngarti, ngarti pisan, budak mah can boga wiwaha.Moal kitu mun diomongan ku bi Amah?. Atawa disingsieunan ku bi Amah?

Asa mustahil mun nepi ka kitu. Najan enya bi Amah téh ukur badega di imahna, asa pamohalan nepi ka kudu ngomongan budak nu teu pararuguh mah, jeung ongkoh pan budak mah can boga wiwaha.

Kang Sabri téh boga budak tilu, cikal mah awéwé geus kelas dua SMP, pangais bungsu gé awéwé, kakara kelas lima SD. Nu bungsu lalaki, umurna kakara opat taun jalan. Tadina mah ngarasa cukup boga anak dua téh, ngan hayang lalaki, kahayangna téh diparengkeun, borojol nu bungsu, matak umurna gé rada ganjor jeung lanceukna.
Karasa bagja hirup téh, karir di pagawéan nérékél najan kakara kasubdin di pamaréntahan, pamajikan bageur, barudak séhat. Ngarasa tanggung jawab ka kulawarga, nepi ka gawé toh-tohan, indit subuh datang peuting téh enyaan. Urusan rumah tangga mah sagemblengna ku pamajikanana da teu digawé kantoran. Aya kagiatan mah, kitu wé kagiatan jeung tatangga sa-RT atawa sa-RW, osok rajeun ngilu kagiatan ibu-ibu di kantor kang Sabri. Lantaran boga si bungsu nu leutik kénéh, nya néangan nu babantu, nu kapeto téh bi Amah, urang Ciawi Tasik wedalan pasantren ti Sukapancar. Awéwé tengah tuwuh, sagala bisa jeung rapékan. Pamajikan kang Sabri mah kacida nyaaheunana ka bi Amah téh, malah geus teu dianggap badéga, tapi dianggap kolotna, nepi ka barudak ge dititah nyebut Enin, nenehna tina nini.

Kang Sabri ngemprid lumpat, ngurilingan taman di komplék imahna. Mimiti mah diajam hayang bari ngasuh si bungsu lulumpatan téh. Tapi budak magol, embungeun, dipaksa ge kalah ceurik bari montel ka indungna. Haté kang Sabri asa digerihan. Rumasa ari kituna mah, tambélar ka budak. Budak téh tara pisan nyebut ayah, da kitu dibasakeunana di kulawargana, ka bapa nyebut ayah ari ka indung nyebut ibu. Can kungsi kang Sabri digeroan ayah ku nu bungsu ti saprak budak diajar ngomong, Tong boro digeroan, dalah dideukeutan gé budak téh ngadon murengked, siga nu sieun. Pan ari batur mah budak lalaki jeung bapa teh sakitu sok ruketna, gegelutan téa, silih kélékéték téa. Ieu mah éstu siga nu embung wawuh. Tapi ari ka batur mah teu bauan, malah ku batur mah sok disebut wanter. Atuh jeung lanceuk lanceukna sakitu ruketna, lucu mun geus nyebut tétéh, bari rada cadél téa. Ka lanceuk nu panggedéna sok ménta dipanggambarkeun lauk emas atawa guramé, da karesepna kana lauk cai. Mun dahar jeung lauk emas atawa guramé sok cacamuilan siga nu ni’mat.

Sadar kana karumasaan sok tambélar ka kulawarga, kang Sabri ngarobah diri, unggal poé peré sok ngusahakeun aya diimah, ambih bisa babarengan jeung anak-anakna. Ngarobah kitu teh geus aya sababaraha bulan kaliwat, ngan can kaciri aya hasilna utamana ka budak nu bungsu.. Cara poé Saptu ayeuna. Bagja temen mun bisa olah raga bareng sakulawarga, nungtun budak, meuli surabi sisi jalan atawa meuli bubur hayam, dahar cacaleuhakan bari gogonjakan, sakalian mépés késang.

Keur kang Sabri nyigcrig leumpang gancang, bari rada ngahégak, hapéna disada, tuluy ditembalan. Tong boro keur olah raga, dalah keur mandi gé hapé téh kudu wé deukeut manéhna.“Pa, kadu tos dikintun opat puluh kilo, biasa ka jalan Buah Batu” cék nu nelepon.
“Nuhun, tong maké istilah kadu atuh bisi KPK apaleun, ganti ku istilah guramé”
“Siap pa, asal proyékna nu sanés kénging deui ku abdi”
“Bisa diatur, tos nya, nuhun” cék kang Sabri bari nutup hapéna.

Kang Sabri leumpangna beuki gancang, aya rasa bungangang, bari nyusut késang nu mimiti renung dina tarangna. Aya dua kuriling deui mah, ngurilingan taman, terus mulang.Di hareupeun imahna leumpang rerencepan da kadéngé budak nu bungsu ceuceuleukeuteukan, sigana keur diheureuyan ku lanceukna. Enyaan budak téh hégar, enyaan budak téh capétang, enyaan budak téh sonagar.

Kang Sabri teu kaampeuh hayang ngiluan ka nu keur heureuy, panto dibuka disakalikeun bari nyebut “Baaa…”. Angkanan mah budak téh rék tambah nyeuleukeuteuk, tapi kalah ngagoak tarik bari nyebut “Onyééét…” tuluy ngagbrug ka lanceukna, siga nu sieun. Kang Sabri ngarengkog, nu tadina hayang heureuy jeung budak téh jadi ceuleumeut. Jep imah jempling, nu bungsu ngingsreuk. Torojol pamajikan kang Sabri ti dapur “Aya naon?” cenah. Euweuh nu ngajawab, ngan budak wé nelenjeng ngagabrug ka indungna.
Kang Sabri ngaléos, ucul-ucul baju olah ragana, gebrus mandi. Bérés mandi tuluy saged, ngaluarkeun mobil, ngaguluyur teuing kamana. Dina pikir kang Sabri naha budak téh nyebut onyét ka dirina, naon atuh onyét téh.
Ampir tabuh lima soré kang Sabri kakara mulang bari rébo ku babawaan aya bubuahan, aya lauk guramé, aya kuéh jeung cocooan.

Di imahna kasampak Bi Amah keur ngajar ngaji ka barudak, kitu wé maca Qur’an, nu bungsu ge milu sila andekak deukeut bi Amah, maké sarung leutik jeung dipéci bodas. Pantes budak téh jeung kasép deuih.
Kang Sabri gé ngilu diuk deukeut pamajikanana, babawaanana mah cul wé nambru di tengah imah.
Bi Amah geus biasa ngajar ngaji, atuh kana maca buku umum gé dokoh, pokna gé “Maca mah naon wé, nu saé kanggo picontoeun, nu awon kanggo pieunteungeun”. Jeung ongkoh deuih ku pamajikan kang Sabri dipupujuhkeun pisan, supaya barudak diajar ngaji bari ngadagoan waktuna magrib.
Geus kabiasaan mun bérés ngajar ngaji, bi Amah sok terus ngadongéng, tara lila paling gé saparapat jam. Mimindengna nu didongéngkeun téh monyét jeung kuya. Barang ngadéngé rék ngadongéng téh budak mani émprak, atoh sigana. Harita gé Bi Amah ngadongéng monyét jeung kuya, monyét nginjeum suling tulang maung nu kuya, tapi teu dibikeun deui.
Cék Bi Amah “Tah urang mah teu kénging siga onyét, teu kenging hawek, teu kenging cilimit, teu kenging makmak mekmek, teu kenging ngaku barang nu batur, saur jaman ayeuna mah teu kénging korupsi, margi éta téh haram, komo upami mésér tuangeun tina artos korupsi mah dipahing pisan”.
Celengkeung téh budak nu bungsu ngomong “Hi hi onyét…” bari nunjuk ka kang Sabri, terus budak téh maléngos bari ngajebian ka lanceukna.
Lanceuk-lanceukna sareuri, ari Bi Amah jeung indungna mah ngabetem wé, kang Sabri seuri maur.

Peutingna sanggeus barudak sararé, kadéngé tinggerendeng obrolan salaki pamajikan, nu kadéngé téh omongan pamajikanana.
“Kang urang candak hikmahna wé, da murangkalih mah suci bersih kénéh, boa urang nu kirang wiwaha, bilih urang kantos gaduh kalepatan boh saur agama boh darigama”.

Carpon Si Gatot


Contoh Carpon Bahasa / Basa Sunda Ku Mamat Sasmita
Carpon : SI GATOT

Ku : MAMAT SASMITA

Ngaranna Sanusi, nénéhna Usi. Ngaran basajan, lain ngaran éxtra ordinary. Umurna kakara opat taun. Sapopoé sok buligir, tara dicalana-calana acan. Awakna seseg rada bucitreuk. Dahar rewog. Sagala bres. Komo mun dibéré sampeu manéhot, sampeu nu semu konéng, mun diseupan semu beukah, matak uruy. Dahar sampeu manéhot bari sila andekak, buligir, nyocolan sambel goang, seuhah, késang renung dina tarang.
Usi tara kacaturkeun kungsi gering, paling ukur ngingsreuk kitu gé tara lila. Mun hujan, boh hujan leutik boh hujan gedé kudu wé huhujanan di buruan bari nyoo leutak. Saré dimana dugna. Tetep buligir. Teu betah pisan disimbutan. Kulit sukuna, palebah bitis luarna, mani kandel. Kandel nanding kulit sapi, bakating mindeng digembrong dicoco reungit. Dicoco reungit mah sigana geus teu karasa, komo bangsa bentol ku hileud mah tara kacaturkeun pisan.
Ulin idek liher di buruan. Keur mah ongkoh imahna Usi téh aya di sisi kebon, jeung deuih ari di pasisian mah, di Cibogo Tonggoh, imah téh ancal-ancalan. Anggang jeung tatangga.
Lanceuk-lanceukna geus rada gedé, Usi mah tara dibabawa ulin, da dianggapna leutik kénéh.
Bapana Usi, sapopoéna tatanén. Boga sawah jeung kebon. Nu di sawahan mah teu pati lega, asal hasilna cukup keur dahar sapopoé. Panghasilan nu rada munel tina kebon. Di kebon melak sampeu, hui, taleus jeung sayuran. Bubuahan gé loba, sabangsaning jambu batu, nangka, alpuket, nu kawilang loba téh salak. Salakna sok disebut masir, cenah mah mun didahar karasa siga keusik jaba amis deuih, haseum saeutik, matak seger karasana. Siga salak Bali.


Usi sapopoéna sok diasuh ku ninina, komo mun emana Usi keur ka sawah.
Hiji waktu Usi dicalukan ku ninina
“Ujang kadieu, ieu nini méré anak hayam. Diurus nya sing hadé nya,” kitu cék ninina bari mikeun anak hayam sagedé peureup kolot.
Usi atoheunana dibéré anak hayam téh, ajrag-ajragan jeung émprak.
“Ieu mah bakal jadi hayam jago” cék ninina “Geura tingali” anak hayam dicekel, tuluy sela pingpingna digesek ku dampal leungeun. Enya wé hulu hayam téh ujug-ujug ngeluk siga rék kongkorongok.
Usi resepeun, seuri nyeuleukeuteuk ningali hayam ngeluk siga rék kongkorongok téh.
“Ari indungna kamana, nini?” cék Usi.
“Duka teuing ku careuh duka teuing ku heulang, ieu anakna nu salamet, ngan hiji”.
Usi ngahuleng. Tuluy Usi mawa anak hayam ka kebon, dipangoréhkeun kahakanan tina runtah.
Usi getén ngurus anak hayam. Unggal poé dibawa ulin ka kebon atawa ka sawah, dipangoréhkeun rinyuh, cacing jeung kadaharan sésa. Ari saré kudu bareng jeung anak hayam, puguh wé indungna ngambek, Usi keukeuh, tungtungna ku bapana Usi, anak hayam téh diwadahan kana tingkem, diteundeun gigireun Usi. Hayam morontod téréh ngagedéan, lantaran alus parab.


“Ujang urang béré ngaran hayam téh nya” cék ninina.
“Naon nini ngaranna?”
“Si Gatot wé nya”.
“Naha dibéré ngaran Si Gatot, nini?” cék Usi bari neuteup mureleng ka ninina.
“Engke ku nini dipangdongéngkeun pangna hayam dibéré ngaran Si Gatot. Ayeuna mah urang mandi heula, bisi kaburu soré”.
Usi jigrah. Usi ngingkig leumpang ka pancuran, rék mandi. Dituturkeun ku ninina.

Pasosoré, di tepas, bari ngadagoan magrib, ninina Usi ngadongéng pangna hayam dibéré ngaran Si Gatot.
Paralak ninina Usi ngadongéngkeun carita wayang, kulawarga Pandawa jeung anak-anakna. Dongéngna dijojoan. Salah saurang anakna Bima nyaéta Gatotkaca.
“Tah tina ngaran Gatotkaca ieu ngaran hayam disebut Si Gatot. Gatotkaca téh awakna gagah, kasép, kumisan, beungeut semu beureum, bebenteng keur ngabéla bebeneran, nyaah ka rahayat” kitu cék ninina Usi.
“Geura tingali beungeut hayam ku Ujang, pan rada beureum, jékrém, kasép, siga Gatotkaca, najan hayamna leutik kénéh, komo engké mun hayamna geus gedé mah”
Usi nelek-nelek beungeut hayam.
“Gatotkaca téh gagah sakti, bisa ngapung, anyaclang dina méga malang. Tulangna tina beusi, uratna tina kawat. Tanaga bedas pilih tanding. Bisa ngadéngé najan aya nu ngaharewos ti kajauhan. Bisa ningali najan nu ditingalina jauh pisan. Gatotkaca boga dulur sabapa nyaéta Jakatawang jeung Antareja. Jakatawang nu ngawasa laut. Antareja nu ngawasa taneuh. Jeung dulur silih wangikeun, silih hormat jeung silih bantuan. Silih asih, silih asah jeung silih asuh téh enyaan lain bobohongan”
Lalakon Gatotkaca remen pisan didongengkeun ku ninina Usi, duka teuing leunjeuran caritana mah bener atawa henteuna. Ngan nu mindeng kadéngé ku Usi, Gatotkaca téh pahlawan nagara nu ngabéla bebeneran, jujur jeung nyaah ka rahayat, nyaah ka Si Cepot, Dawala jeung Garéng.
“Matakna, Ujang gé jeung dulur jeung babaturan téh kudu silih hormat, ulah papaséaan, ulah parebut cocooan, ulah silih herengan, ka babaturan kitu deui.”
Usi ngahuleng, da tara parebut cocooan, malah lanceukna Usi sok mangnyieunkeun momobilan tina kulit jeruk bali.


Ti harita hayam dilandi Si Gatot jeung deuih hayamna gé siga nu ngarti mun digeroan Gatot téh sok néléndén. Hayam jago lindeuk ka Usi. Hayam jago linghas ka batur bari sok macok sok ngabintih. Hayam jago carambang bulu bodas totol beureum.
Basa si Gatot keur jajangkar, umur Usi lima taun. Usi tara taranjang deui. Pokna éra ku Si Gatot, apan awakna luis ku bulu. Éra ku Gatotkaca najan Gatotkaca wayang tina kai, tapi maké baju. Mun Usi maké baju, kaciri kéwes pantes, buuk mindeng digolep.
Basa si Gatot geus déwasa, Usi kakara asup sakola dasar.
Si Gatot geus kawentar sakampung Cibogo Tonggoh, hayam jago euweuh nu ngéléhkeun.
Usi sakolana soson-soson. Harepan aya dina dada, brajawisésa. Harepan aya dina panon, dina ceuli, saptapangrungu. Harepan aya dina dampal leungeun, brajamusti bajingakiri. Harepan aya dina tuur, brjadenta brajawikalpa. Harepan aya dina dampal suku, tapaknanggala. Usi hayang siga Gatotkaca, hayang siga si Gatot nu gedé kawani.


Usi kungsi nyaksian Si Gatot ragot jeung heulang, basa sawah rengsé panén. Ka sawah nu geus panén loba hayam ngoréhan jarami néangan bangsal, si Gatot kokotak tarik bari sisirintil, sigana ngabéjaan di langit aya heulang. Hayam nu keur anakan ribut, pahibut nyumput, anak hayam tingcariak, lalumpat nyumput dina handapeun jangjang indungna. Si Gatot nyebrut, awakna méh ngapung, guprak nubruk heulang nu nyoloyong rék ngaranggeum hayam. Heulang ngajengkang, Si Gatot ngagarapak bari ngabintih, heulang ngadaligdeu, tayohna reuwas teu nyangka rék aya nu nubruk. Heulang jaya di awang-awang, dina taneuh ukur mébérkeun jangjang. Usi muru bari mawa pangilang dituturkeun ku indungna nu keur moé paré. Heulang hiber dibaledog leutak ku indungna Usi. Si Gatot kokotak ramé, Usi ngilu sisirintil ngudag heulang nu geus mumbul ka luhur.
Si Gatot jadi sabiwir hiji, wani ngalawan heulang, Usi beukah irungna asana dirina nu dipuji. Enyaan Si Gatot gedé kawani. Usi tambah kanyaah, Si Gatot mindeng diogo, diparab ku cacing kalung, diparab kuuk, diparab jangkrik, geus puguh ku béas atawa paré mah.


Kungsi aya jelema nu ngocal-ngocal nawar Si Gatot, pédah kawentar hayam jago nu tara éléh diadu. Gantawang téh Usi nyarékan laklakdasar, majarkeun kolot euweuh gawé, tukang ngadu hayam mah di ahératna gé bakal diadukeun siga hayam. Indungna Usi sanduk-sanduk ménta dihampura ka tamu “Ujang éta teu kenging kitu ka tamu,” pokna. Usi mah tetep wé nyarékan bari jeung malédog sagala, “Wah kolot teu uyahan ema, tukang ngadu hayam,” cek Usi. Tamu téh mengpéos bari kuram kireum. Sanggeus tamu euweuh, Usi digelendut ku indungna, dipapagahan ulah kitu peta ka tamu.
Usi némbalan:”Ema, éta téh tukang ngadu hayam, bumina caket sakola, karunya ningal hayam ngan dikurungan wé saendeng-endeng, sok diadukeun di pengkereun bumina.” Indungna Usi teu majar kumaha, “Ari éta ujang terang ti mana, di ahérat tukang ngadu hayam mah sok diadukeun siga hayam?”
Usi ngajawab:”Kapan dongéng bapa, ramé ma ari bapa ngadongéng téh.” Indungna ukur unggut-unggutan.
Enya, da jaman harita mah jaman keur werit, nu boga radio gé ukur hiji dua, komo télévisi mah ukur béja. Nu disebut hiburan téh euweuh deui iwal ti ngadéngékeun indung bapa atawa ninina ngadongéng. Bapana Usi mindeng ngawih bari maca wawacan Purnama Alam. Indungna sok nyaritakeun para sahabat nabi. Ari ninina mah mindeng ngadongeng wayang. Nu napel dina ingetan Usi tina dongéng bapana nyaéta Ratna Suminar, wanoja gedé kawani nu nyekel pageuh kana tetekon bebeneran, najan kalan-kalan barangasan tapi ajrih ka Déwi Pramanik. Ari tina dongéng indungna nu napel dina ingetan Usi téh nyaéta carita hiji indung katalangsara nu ngulub batu keur ngabobodo anakna ulah ngaéh ceurik baé lantaran kalaparan, ambéh disangka keur nyangu, nepi ka pangkat Halifah gé daék manggul béas. Dongéng ninina nu nepal dina ingetan Usi téh nyaéta dongéng Gatotkaca nu lébér wawanén ngabéla nagara.
Usi junun sakolana, boga cita-cita hayang ngabéla nagara siga Gatotkaca, hayang lébér wawanén siga Ratna Suminar, hayang gedé kanyaah ka sasama, ka rahayat siga Sayidina Umar. Ku babaturanana remen dilandi Si Gatot. Maké baju tetep rapih, buuk tetep digolep.


*


Taun 2011 Sanusi keur jeneng, jadi walikota. Malah jenengna periode kadua lantaran kapaké jeung kapilih ku rahayat. Mindeng ngurilingan kota, teu pati ngarasa kumaha macétna patalimarga da mun indit-inditan teu weléh dikawal maké sirine. Mindeng ulin ka pasar tradisional jejeblogan maké sendal capit, make calana sontog. Mindeng ngilu ngarawu runtah nu bacacar di sisi jalan. Mindeng ngilu sasapu hareupeun balé kota. Mindeng milu sasapu di unggal taman nu aya di kota. Mindeng meuli rujak bebek di sisi jalan. Mindeng niup suling jeung nu ngamén, mindeng ocon jeung nu maén dogér monyét di parapatan jalan. Mindeng ngilu meresihan WC umum di terminal beus.


Sanusi, ayeuna mah tara aya nu nyebut Usi, keur ngabaheuhay dina korsi males di tepas hareup imahna, poé peré ayeuna mah euweuh acara nu kudu didatangan, éstu hayang cicing di imah, ngareureuhkeun palay. Éstu hayang ngaraga meneng, cicing di imah ngararasakeun betahna hirup. Angin ngahiliwir nebak daun tangkal samolo, najan keur usum halodo, keur hareudang bayeungyang, di imahna karasa nyecep tiis da liuh ku tatangkalan. Kurunyung nu pikét jaga di gerbang hareup datang, mikeun surat-surat. Surat-surat téh satumpukan, aya ti yayasan, aya ti LSM, aya ti organisasi pangajian, aya ti DKM, aya ti partey politik. Geus kajudi eusina, mun ti yayasan pasti eusina proposal, mun ti LSM pasti nyabit kakurangan gawe, mun ti organisasi pangajian pasti hayang dihadiran, mun ti DKM biasana hal ngawangun masjid. Aya surat nu rada béda, nu ieu mah sigana ti pribadi, surat téh méh-méhan teu dibuka, da biasana nu model kitu téh surat kaleng, nu eusina ngalaporkeun bawahanana nu basilat, nu teu waras gawe atawa ngalaporkeun nu salingkuh atawa nu kumpul kebo.
Amplop surat disoéhkeun, da dirapet pageuh. Surat téh panjang, aya kana opat kacana ukuran folio nu aya guratna. Tulisanana meunang nulis ku leungeun lain meunang ngetik ku komputer, gurat tulisanana ipis kandel. Nandakeun nu nulisna ti sakolaan jaman baheula, nulisna sigana lain maké bolpoin, tapi maké pulpén mangsi, mun henteu ku kalam gé. Rapih, sigana nulisna diapik-apik, atawa kitu wé meureun tulisan kaluaran sakola baheula mah, alus. Basana basa loma, lain basa lemes. Bubukana mah biasa wé maké salam tuluy aya kecap mugi aya dina kawilujengan. Nu ngagebeg éta nyebut Sanusi téh ku Gatot. Cenah ngahaja nulis Gatot téh ambéh inget deui kana cita-cita baheula hayang boga ketak siga Gatotkaca dina ngabéla nagara, ambéh inget deui kana dongéng Sayidina Umar r.a nu manggul gandum lantaran aya rahayatna nu katalangsara nepi ka ngulub batu. Ambéh inget deui kana ketak Ratna Suminar nu ajrih ka Déwi Pramanik. Enyaan nulisna téh ku basa loma da nepi ka aya kecap kieu : “Gatot, uing mah lain teu satuju ilaing meresihan WC di terminal beus, kacipta pangkat walikota ngagosrék nyikat WC, kahadé eta gawe teh bisi ukur pupujieun, ambeh katangar hayang kapake ku rahayat nu bakal milih. Padahal masih loba keneh nu leuwih penting nu kudu dipigawe ku walikota, nyaeta meresihan tina panyakit korupsi.” Cék eusi surat deui “Uing mah hayang ngadéngé ilaing ngomong di hareupeun balaréa yen di kota ieu beresih tina korupsi, terus aya kasanggupan mun aya bawahan nu korupsi, ilaing sanggup mundur, sanggup eureun tina kalungguhan walikota, kapan bawahan mah tara salah, nu salah mah nu mingpinna.”
Sanusi ngahuleng salila-lila, na saha nu ngirim surat téh? Dina pikiranana nataan hiji-hiji sakabéh dulurna nu nyaho perkara Si Gatot, hayam jago inguanana. Asa euweuh dulurna nu bakal nyieun surat siga kitu. Boa-boa babaturanana jaman keur sakola dasar baheula kitu? Bisa jadi. Sanusi ngilikan alamat nu ngirim surat. Aya ngaran jeung alamatna mah, tapi da teu wawuh ka ngaran éta. Sanusi nimbang-nimbang, naha perlu atawa henteu disusud, cék pikirna teu perlu disusud, teu perlu ditaléngténg saha-sahana.
Surat dibaca deui, dijojoan.
“Meungpeung jeneng kénéh, kudu hadé gawé. Nu disebut hadé gawé….ah didinya gé meureun ngarti naon nu disebut hadé gawé téh. Tapi sahenteuna nilik hadé gawé téh lain cék sorangan, tapi kudu cék batur, cék rahayat. Uing embung boga walikota mun geus eureun tina kalungguhanana (di dinya mah moal dipilih deui da geus dua kali lin?), tuluy dikerewed dititah saré di hotél pordéo, dibui, dititah milang jariji beusi alatan basilat. Beu matak éar jeung matak éra rahayat sakota, anak pamajikan bakal meungpeun saendeng-endeng, dulur-dulur ngaharintul, indung bapa nandang wirang.”
Di bagian handap surat kabaca:”Hampura lur, uing mah nulis surat téh bakating ku nyaah wé, uing gé mindeng dipapatahan ku kolot keur budak, atuh geus kolot mindeng mapatahan ka anak sangkan hirup junun, sangkan hirup jujur, ngan apan mindeng kabelejog da loba pangbibita haliah dunya. Ongkoh deuih nulis surat téh basana bisi karasa kasar, sakali deui hampura. Bisi ngarasa kaganggu ku ditarimana ieu surat, anggap wé euweuh, suratna diduruk wé. Aéh heueuh, mun teu salah déngé énté téh hayang nyalon jadi gupernur, alus tah, ngan kahadé wé sing inget kana umur jeung kamampuh, bisi rahayat ngarasa kabelejog, bahaya mun rahayat geus ambek mah matak geumpeur saréréa. Uing mah ukur ngajurung ku du’a mugi sadayana aya dina karidoan Alloh Swt.”
Sanusi ngadayagdag bari semu ngeureuceum, surat ditilepan, digolérkaeun dina méja. Sanusi ngarawél koran nu ngabarak dina méja, dipaké ngageberan awak nu karasa hareudang bayeungyang. Kagambar pameunteu emana, bapana, ninina nu geus euweuh dikieuna, boa keur nyerangkeun ti alam kalanggengan bareng jeung Si Gatot